CIAMIS dalam khasanah sastra Sunda dikenal memiliki cerita rakyat Ciung Wanara dan situsnya bernama Karang Kamulyaan yang berada di Kec.Cijeungjing. Kisah yang melegenda itu telah dibukukan oleh sastrawan Ajip Rosidi. Selain itu,Ciamis ternyata menyimpan potensi wisata yang tak kalah menariknya ,di samping objek wisata primadona Pantai Pangandaran dan lainnya.
Namun,banyak potensi wisata di Ciamis yang belum dikembangkan,dan bahkan terkesan tetap perawan.Salah satu antaranya,adalah Wana Wisata alam Curug Tujuh yang berlokasi di Kampung Nanggela, Desa Sandingtaman Kec. Panjalu. Luas lokasi wana wisata ini sekitar 40 hektar pada areal hutan/perkebunan milik Perum Perhutani, merupakan objek wisata air terjun dengan dinding alam Gunung Syawal yang menjulang tinggi
“Kalau hari Minggu dan hari libur lainnya,objek wisata Curug Tujuh selalu dikunjungi wisatawan lokal.Kecuali saat Lebaran,pengunjung membludak setiap hari selama seminggu,karena banyak pemudik dan penasaran untuk mengunjungi objek wisata ini.”ujar Odang,warga Nanggela yang mantan Polhut.
TUJUH AIR TERJUN & HUTAN PERAWAN
Panorama alam yang indah dan suasana hutan perawan menjadi daya tarik Wana Wisata Curug Tujuh. Karena di kiri kanan tempat itu menjulang tinggi bukit gunung Ciparang, dan Cibolang yang masih bagian dari Gunung Syawal yang mempunyai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.Selain itu,suasana di kawasan hutan ini terasa sejuk dan bebas polusi,sehingga menambah betah untuk menikmatinya.
Karena di kawasan hutan ini ada tujuh buah air terjun (curug) berjejer yang mengalirkan air ke Sungai Cibolang dan Sungai Cimantaja,menurut Odang,maka dikenal dengan nama Wana Wisata Curug Tujuh. Tiap curug punya masing-masing nama seperti Curug Satu,Curug Dua,Curug Tiga Curug Cibolang,Curug Cimantaja ,Curug Cileutik, dan Curug Cibuluh.Konon, satu di antara tujuh curug tersebut mengalirkan air yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
”Karena air terjun yang mengalir berasal dari kawah Gunung Syawal diketahui mengandung belerang sehingga berkhasiat sembuhkan berbagai penyakit kulit,rematik,encok dan pegal linu.”tutur Odang
Dia pun menjelaskan,bahwa Wana Wisata Curug Tujuh mulai dibuka pada tanggal 6 Juni 1968 lalu yang diprakarsai oleh 7 orang tokoh masyarakat di antaranya adalah Sukarsa,Lili Sutarli, KPH Maman Suardi,Asper Endang Muhidin,ADM Momo,Endu Herman,dan Aming Suganda mantan Kepala Desa Sandingtaman.Sejak awal,objek wisata ini dikelola oleh Perum Perhutani,dan kini untuk masuk kawasan Curug Tujuh dikenakan tariff masuk Rp.3.500/orang.
Selama ini, memang belum banyak pengunjung yang datang setiap harinya, karena fasilitasnya belum memadai dan promosi yang belum tersebar luas. Karena itu,Wana Wisata Curug Tujuh yang berada di kawasan hutan Cibolang kaki Gunung Syawal itu masih kalah dengan wana wisata lainnya milik Perum Perhutani Unit III Jabar ,misalnya Wana Wisata Karangnini di Pantai Pangadaran, Ciamis selatan.
Dalam upaya menarik minat para pengunjung agar lebih betah menikmati suasana dan panorama alam hutan wisata, pihak pengelola terus menerus memoles dan memelihara sekitar lokasi hutan tersebut,misalnya di pintu masuk kawasan Wana Wisata Curug Tujuh dibuatkan pintu gerbang dan ditanami berbagai jenis kayu langka,juga tersedianya kios makanan maupun tempat parkir.
IKAN KHAS
Selain itu,di samping pintu gerbang dibuatkan kolam ikan ukuran 20 kali 36 meter, yang airnya memanfaatkan air kali Cibolang. Kolam tersebut memelihara ikan khas sejenis ikan mas yang benihnya diambil dari Kec. Mandarincan Kab. Kuningan. Dari jumlah 23 ekor ikan yang ditambakkan pihak Perum Perhutani sejak sepuluh tahun lalu.
Kini, ikan-ikan tersebut sudah berkembang biak menjadi ratusan jumlahnya bahkan sampai seribu ekor,dan beratnya pun ada yang mencapai lebih dari 5 kg.Hal yang menarik,ternyata ikan-ikan itu tak pernah ada yang mengganggu, apalagi ada yang berani mencuri. Sebab, ada semacam kepercayaan yang ditabukan masyarakat "bagi siapa saja yang berani mengganggu…".
Lantas,mengenai sarana transportasi menuju lokasi Wana Wisata Curug Tujuh,tidaklah sulit. Asalkan saja,perjalanannya dilakukan pada siang hari.Kalau dari jalan raya jurusan Panjalu - Kawali, baik yang datang dari arah barat maupun dari arah timur, belok ke Kampung Cipicung Desa Sandingtaman terus menuju Kampung Nanggela, dan sampailah ke kawasan Wana Wisata Curug Tujuh.Sekitar 7 km dari jalan raya jurusan Panjalu-Kawali.Namun jangan khawatir,jalan menuju objek wisata ini sudah cukup baik dan beraspal,meski agak sempit dan banyak tanjakan yang harus dilalui.
“Pada hari-hari libur biasa,sebagian besar pengunjung yang datang ke sini menggunakan kendaraan sepeda motor dan umumnya kaum remaja.Lain halnya bila hari Lebaran karena banyak pemudik yang menyempatkan diri berwisata ke Curug Tujuh.Jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang”jelas Otang.
Setelah puas menikmati panorama alam hutan perawan Gunung Syawal dan pulang berwisata dari Wana Wisata Curug Tujuh, bagi yang akan meneruskan perjalanan ke Bandung atau Tasikmalaya bisa mampir dan melihat objek wisata Situ Lengkong sambil menikmati makanan khas daerah seperti wajit. Juga tak kalah nikmatnya menu goreng ikan hasil pancingan dari Situ Lengkong seperti jenis mujair, mas,nilem dan ikan kecil-kecil, yang orang Panjalu menyebutnya ikan kulinyar.(REDI MULYADI)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar